Teks
Hadits:
مسح
الرقبة أمان من الغل
(
موضوع
)
“Mengusap
leher waktu berwudhu dapat menyelamatkan dari belenggu pada hari
kiamat kelak.”
(Palsu)
Ini
hadits maudhu' (palsu). Imam Nawawi (pengarang kitab Riyadhus
Shalihin) dalam kitab
al-Majmu' Syarh
al-Muhadzdzab I/465,
berkata, “Ini adalah hadits maudhu' dan bukan dari Nabi shallallahu
'alahi wasallam.
Ibnu
Hajar (pengarang kitab Bulughul
Maram) dalam kitab
Talkhis al-Habir I/433,
berkata, “ Abu Muhammad al-Juwaini menyatakan bahwa pakar hadits
tidak meridhai dan tidak menerima sanadnya.”
Menurut
Syaikh Al-Albani, semua hadits tentang keharusan membasuh leher saat
berwudhu adalah munkar. Di samping lemahnya sanad dan kemajhulan
(ketidaktahuan identitas) perawinya, juga sangat jelas hal itu
bertentangan dengan hadits-hadits sahih yang mengisahkan tentang
bagaimana Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berwudhu',
yang tidak satu pun diantaranya menyebutkan bahwa beliau pun mengusap
lehernya tatkala berwudhu.
Adapun
hadits yang menggambarkan sifat wudhu Nabi shallallahu
'alaihi wasallam secara
global adalah:
Dari
Humran-bekas budak Utsman bin Affan-bahwasanya dia pernah melihat
Utsman meminta air untuk berwudhu. Lalu dia menuangkan air ke
tangannya dan mencucinya tiga kali. Lalu memasukkan tangan kanannya
ke dalam air wudhu. Kemudian beliau berkumur, menghirup air ke
hidung, dan menyemburkannya lalu membasuh muka tiga kali, membasuh
kedua tangannya hingga siku tiga kali, lale mengusap kepalanya, lalu
membasuh kedua kakinya tiga kali. Utsman lalu berkata: “Saya
melihat Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam berwudhu
seperti wudhukuu ini dan bersabda: “Barangsiapa berwudhu seperti
wudhuku ini lalu shalat dua rakaat dan tidak berhadats di dalamanya
niscaya dosanya yang telah lalu diampuni oleh Allah.” _HR. Bukhari
dan Muslim
Makna Global:
Hadits yang mulia
ini mencakup sifat-sifat wudhu Nabi shallallahu 'laihi wasallam
yang sempurna.
Sedangkan Utsman
radhiyallahu'anhu, karena pengetahuan dan pemahaman yang baik,
mengajarkan kepada manusia sifat-sifat wudhu Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dengan cara praktik agar pemahaman mereka
mendalam dan menyempurnakan gambaran dalam ingatan mereka.
Setelah selesai
berwudhu dengan sempurna, Utsman juga memberitahukan bahwa
barangsiapa yang berwudhu seperti wudhunya tersebut lalu shalat dua
rakaat, dengan menghadirkan hari di hadapan Rabb 'Azza wa Jalla, maka
Allah dengan segala keutamaan Yang Maha Tinggi akan memberikan
balasan atas wudhu yang sempurna dan shalat yang ikhlas ini dengan
mengampuni dosa-dosa yang telah lalu.
Manfaat Hadits:
- Adanya pensyariatan membasuh kedua tangan tiga kali sebelum memasukkannya ke dalam air wudhu ketika berwudhu.
- Mendahulukan bagian kanan dalam mengambil air wudhu untuk membasuh bagian-bagiannya.
- Pensyariatan berkumur-kumur, istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) sesuai urutan ini. Tidak adal perbedaan pendapat tentang pensyariatannya, tetapi terjadi perbedaan pendapat dengan wajibnya dan seperti yang telah dijelaskan adalah bahwa hal tersebut benar.
- Membasuh wajah tiga kali. Batasannya adalah dari tempat tumbuhnya rambut (pangkal rambut) di kepala sampai ke janggut secara vertikal, lalu dari telinga lain secara horizontal. Berkumur dan istinsyaq juga dilakukan tiga kali, karena hidung dan mulut termasuk bagian dari wajah. Sedangkan 'wajah' menurut orang Arab adalah apa yang termasuk dalam permukaan ketika mengahadap ke depan.
- Membasuh kedua tangan sampai kedua siku-siku tiga kali.
- Mengusap keseluruhan kepala satu kali. Caranya menghadapkan kedua telapak tangan ke kepala lalu mengusapnya.
- Membasub kedua kaki sampai mata kaki tiga kali.
- Wajibnya terrtib/urut dalam melakukan hal tersebut. Allah menyisipkan perintah mengusap kepada diantara perintah membasuh anggota wudhu' yang lain. Tentang kepala yang termasuk dibasuh memiliki catatan tersendiri tentang tertib bagian-bagian wudhu'
- Sifat ini merupakan sifat wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara sempurna
- Pensyariatan shalat secara berwudhu
- Sebab lengkap dan sempurnanya shalat adalah dengan hadirnya hati didepan Allah Ta'ala, yang mengandung anjuran untuk ikhlas, dan peringatan tentang tidak diterimanya shalat orang yang lengah, yang masih memikirkan urusan dunia, tidak melakukan shalat. Dan barangsiapa yang ketika shalat tiba-tiba muncul pikiran tentang duniawi lalu dia berusaha kuat untuk menyingkirkan pikiran tersebut, inilah yang akan mendapat pahala.
- Keutamaan berwudhu secara sempurna, karena ia sebagai penghapus dosa-dosa.
- Pahala yang dijanjikan bagi orang-orang yang melakukan keseluruhan urutan dunia ini, yakni berwudhu seperti yang telah dijelaskan dan shalat dua rakaat sesudahnya, dan tidak cukup hanya dengan melakukan salah satunya, kecuali ada dalil lain. Para ulama telah mengkhususkan bahwa dosa-dosa besar tidak dapat diampuni kecuali dengan taubat sebagaimana firman Allah,
إِنْ
تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ
عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلاً كَرِيماً
Jika kamu menjauhi
dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil).
(QS. An-Nisa': 31). Wallahu a'lam
Daftar Pustaka:
Bassam, A. Syarah Hadits Hukum Bukhari Muslim, Alih bahasa
oleh: Arif Wahyudi, dkk. 2010. Pustaka As-Sunnah: Jakarta
Al-Albani, M. N. Silsilah
Hadits Dha'if dan Maudhu' Jilid 1. Alih
bahasa oleh A.M Basalamah. 1995. Jakarta: Gema Insani Press, Hlm. 79-80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar