Ahlan wa sahlan bagi pengunjung yang dirahmati Allah sekalian. Dipersilakan bagi pembaca atau pengunjung untuk menyebarkan isi atau meteri dari blog ini dengan menjaga amanat ilmiah, dengan mencantumkan link website ini. Semoga dapat menjadi amal kebaikan kita di akhirat kelak. Aamiin

Rabu, 19 Desember 2012

Hadits tentang beramalah untuk duniamu seolah-olah akan hidup selamanya

-->
oleh Abu Abdirrahman Muhammad Al-Albani rahimahullah




اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا
( لا أصل له )

Beramal lah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan beramal lah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok [tidak ada asalnya]


      Sekalipun riwayat di atas sangat masyhur (terkenal) dan hampir setiap orang mengutipnya, tetapi sanadnya tidak ada yang marfu' (sampai kepada Nabi). Bahkan Syaikh Abdul Karim al-Amri tidak mencantumkannya dalam kitabnya al-Jaddul Hatsits fi Bayani ma laysa bil Hadits.
      Namun, saya telah mendapatkan sumbernya dengan sanad mauquf (pada sahabat) yang diriwayatkan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitab Gharibul Hadits I/46 dengan matan, Ihrits liddunyaaka...”
Juga saya dapatkan dalam riwayat Ibnu Mubarak pada kitab az-Zuhud II/28 dengan sanad lain yang juga mauquf dan munqathi' (tidak bersambung)
      Ringkasnya, riwayat hadits tersebut dha'if karena ada dua penyakit dalam sanadnya. Pertama, majhulnya (asingnya) maula (budak/pengikut) Umar bin Abdul Aziz sebagai salah satu perawi sanadnya. Kedua, dha'ifnya pencatat bagi Laits yang bernama Abdullah bin Shaleh, yang juga merupakan perawi sanad dalam riwayat ini.

Wallahu'alam bish shawab, wal hamdulillahi rabbil 'aalamin

sumber:
Al-Albani, M. N. Silsilah Hadits Dha'if dan Muadhu' Jilid I. Alih bahasa oleh A.M Basalamah. 1995. Jakarta: Gema Insani Press. Hlm. 38-39

Rabu, 12 Desember 2012

Debu, timbulnya Penyakit Asma?



oleh Syaikh Abu Abdirrahman Muhammad Al-Albani rahimahullah



تنكبوا الغبار فإنه منه تكون النسمة 
 
( لا أعلم له أصلا )

Hindari debu, karena darinya lah timbulnya penyakit asma
 [ aku tidak tahu sumbernya]


      Saya tidak mengetahui sumber hadits yang disebutkan oleh Ibnu Atsir dalam kitab An-Nihayah pada maddah nasama tersebut seraya mengatakan sebagai hadits. Namun, saya tidak mendapati ia menyebutkan sumber aslinya secara marfu' (sampai sanadnya kepada Rasulullah -penj).
      Ibnu Saad dalam Thabaqat Qubra VIII/198 meriwayatkan bahwa Abdullah bin Shaleh al-Mashri berkata, dari Harmalah bin Imran apa yang diceritakan kepada Ibnu Sindir pengikut (budak) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Ia berkata, “Suatu saat datanglah Amr Ibnul Ash sedang Ibnu Sindir telah bersama sekelompok orang. Tiba-tiba orang yang bergerombol bermain-main menebarkan debu ke udara. Amr kemudian mengulurkan imamah (surban)-nya seraya menutupi hidungnya dan berkata, 'Hatilah-hatilah kalian terhadap debu karena itu merupakan suatu yang paling gampang masuknya dan paling sulit keluarnya. Bila debu telah menembus ke paru-paru, maka timbulah penyakit asma.”
      Jadi di samping riwayat tersebut mauquf (terhenti kepada sahabat) juga sanadnya tidak shahih. Alasannya:
  1. Ibnu Saad hanya menyadarkan riwayat terssebut tanpa menyebutkan kaitan antara dia dengan Abdillah bin Shaleh.
  2. Ibnu Shaleh itu lemah (hafalanya). Hal ini dinyatakan oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah.
  3. Kaitan antara Harmalah dan Ibnu Sindir tdak dijelaskan, karena itu dikategorikan sebagai majhul (orang yang tidak dikenal).
     
    Wallahu Ta'ala a'lam, 'anil hamdulillahi rabbil 'alamin

sumber:
Al-Albani, M. N. Silsilah Hadits Dha'if dan Muadhu' Jilid I. Alih bahasa oleh A.M Basalamah. 1995. Jakarta: Gema Insani Press. Hlm. 38-39

Jumat, 07 Desember 2012

Hadits Tentang Berbincang-bincang di Masjid


oleh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah
 


الحديث في المسجد يأكل الحسنات كما تأكل البهائم الحشيش .
( لا أصل له )
Berbincang-bincang dalam masjid itu menggerogoti pahala-pahala seperti binatang ternak memakan rerumputan.
[Tidak ada asalnya]



     Hadits di atas tidak ada sumbernya. Al-Ghazali meriwayatkannya dalam kitab Ihya' Ulumuddin I/136, tetapi al-Hafidz al-Iraqi menyatakan, "Saya tidak mendapatkannya sumber aslinya."
    Abdul Wahhab Taqiyuddin as-Subuki dalam kitab Tabaqat asy-Syafi'iyyah IV/145-147 mengatakan dengan tegas,"Saya tidak mendapatkan sanadnya."


sumber: 
Al-Albani, M. N. Silsilah Hadits Dha'if dan Muadhu' Jilid I. Alih bahasa oleh A.M Basalamah. 1995. Jakarta: Gema Insani Press.